Buah hati menjadi hal yang didamba bagi tiap pasangan suami istri (pasutri). Sayangnya, beberapa orang sulit memiliki momongan. Salah satu penyebabnya adalah adanya infeksi TORCH dalam tubuh.
Hal inilah yang sempat dialami, pasutri Dr. Budi Ilham Maliki.S.Pd.,MM.,M.Si.,MCE, dan Nely Nuryana,S.Si.,MM.,Apt.
“Miliaran uang kami habiskan untuk mengetahui penyebab kegagalan kehamilan. Hasil pemeriksaan laboratorium, saya dan istri dinyatakan terkena CMV (Cytomegalovirus) dengan (IgM negatif, IgG positif),” terang Budi Ilham Maliki, kepada galamedianews.com, melalui sambungan telpon seluler, di Jakarta, Jum’at (17/04/2020).
Jika ibu hamil yang terinfeksi virus CMV ini, dapat menularkan infeksi ini pada janin atau bayi dengan gejala yang lebih buruk. Misalnya, kematian bayi yang baru lahir karena perdarahan, anemia, serta gangguan pada hati atau otak. Atau kelahiran prematur dengan berat badan lahir rendah.
TORCH adalah Toksoplasmosis, infeksi lain/ Other infection, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex virus (disingkat TORCH). TORCH yang menginfeksi bisa membuat seseorang berisiko mengalami keguguran berulang selama proses kehamilan. Selain itu, TORCH juga memiliki risiko tinggi membuat buah hati terlahir dengan kondisi yang cacat.
“Alhamdulillah setelah sempat putus asa berobat ke berbagai ahli hasil tidak maksimal, akhirnya Allah SWT mempertemukan kami dengan bapak H. Juanda, seorang ahli terapi dengan pengobatan herbal,” ujar Budi Ilham.
Budi dan istri, sempat tidak yakin dan tidak percaya diri untuk mengikuti therapy Aquathreat. “Namun atas pengetahuan langsung yang jelaskan Pak H. Juanda, akhirnya saya dan istri mengikuti anjuran dan saran yang diberikan,” papar Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Bina Bangsa – Banten ini, menambahkan.
Setelah berobat ke berbagai rumah sakit, dokter ahli, klinik dan lain sebagainya, Budi dan istri, akhirnya berobat ke Pusat Konsultasi Spesialis TORCH Aquatreat Therapy Indonesia, di Bogor.
Budi dan istrinya, Nely Nuryana, yang juga seorang analis apoteker yang kini bekerja di Direktorat Reserse Narkoba Polda Banten, ditangani langsung oleh Herbalis, Ir. H. Juanda.
“Kesan kami berobat ke pak Juanda, penjelasan beliau sangat ilmiah bagi orang yang mengalami masalah kehamilan. Biaya relatif terjangkau bila dibanding pengobatan ilmiah ditambah konsultasi dengan dokter spesialis. Selain itu, manfaat aquathreat yang terbuat dari bahan herbal sangat aman dikonsumsi dan sudah kami buktikan,” cerita Budi.
Selain itu, pasutri yang kini dikaruniai dua orang anak ini, mengaku daya tahan tubuhnya lebih kuat. “Jarang sakit, dan yang paling hebat adalah berkurangnya jumlah virus yang ada dalam tubuh. Bahkan sembuh total ketika dibuktikan dengan uji laboratorium. Aquathreat tanpa efek samping, tanpa pantangan. Istri saya seorang apoteker pun merekomendasikan aquathreat,” kata Budi.
Pusat Konsultasi Spesialis TORCH Aquatreat Therapy Indonesia, mengobati TORCH menggunakan bahan herbal yang aman untuk di konsumsi dan bebas dari bahan kimia.
Saat dihubungi melalui telpon seluler, Jum’at (17/04/2020), ahli terapi herbalis, Ir. H. Juanda, menyarankan, bagi yang ingin mengikuti seminar kesehatan tentang TORCH, masyarakat dapat mengikuti secara live streaming melalui Facebook dan IG, dari Bogor, yang diadakan setiap Sabtu, mulai pukul 10.00 WIB.
“Baik pasien dan calon pasien tetap bisa berkomunikasi dan konsultasi tentang TORCH. Selama ada wabah pandemi Covid 19, pihak Aquatreat therapy Indonesia mengikuti anjuran Pemerintah tidak mengadakan seminar langsung. Sebagai gantinya setiap pasien dan calon pasien tidak terputus kontak maka pihak Aquatreat therapy Indonesia melakukan live streaming melalui Facebook dan IG setiap hari Sabtu,” terang Juanda.
Rumitnya Merawat Kehamilan
Budi Ilham dan Nely Nuryana menikah tahun 2011. Lima bulan pasca pernikahan istrinya hamil. Pasutri ini kemudian memeriksakan kehamilan ke dokter. Dari kesimpulan beberapa dokter, janin dalam kandungan tidak berkembang. Ukuran janin dengan waktu kehamilan tidak sesuai.
“Kesimpulannya, bahwa istri saya harus menjalani kuretasi atau di vacum untuk mengeluarkan janin dalam kandungannya tersebut,” cerita Budi dengan nada sedih.
Tidak mau gagal hamil berikutnya, pasutri ini berusaha mencari cara program kehamilan yang baik. “Segala upaya kami lakukan dengan mendatangi rumah sakit besar, serta dokter-dokter spesialis kandungan terbaik di kota Bandung. Bahkan yang memiliki gelar Guru Besar atau Profesor lulusan dari Universitas ternama di luar negeri. Semua kami siapkan. Bahkan sampai harus ke luar negeri demi mendapat waktu konsultasi yang representatif,” kenang Budi.
Selanjutnya, cerita Budi, Januari tahun 2012, istrinya hamil yang kedua. Bulan pertama USG 4, dimensi pertama menyimpulkan janinnya sehat dan tumbuh dengan Normal. Bulan berikutnya kontrol, dokter pun menyampaikan semua normal dan sehat. Memasuki bulan ketiga, dokter menyampaikan detak jantung calon bayi tidak ada. “Fakta yang terjadi adalah istri mengalami kegagalan kehamilan yang kedua,” papar Budi dengan nada sedih.
Masa Pengobatan CMV
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, istri Budi Ilham dinyatakan terkena CMV (Cytomegalovirus) dengan (IgM negatif, IgG positif). Hasil konsultasi dokter, istrinya harus mengkonsumsi obat Isoprinosine, Acyclovir dan obat penguat kandungan yang harus diminum tanpa putus setiap hari selama 3 bulan.
“Pasca terapi tersebut, lalu kami melakukan cek laboratorium ternyata tidak ada perubahan yang signifikan. Sampai Alhamdulillah kami bertemu pak H. Juanda, yang banyak membawa perubahan dan kebahagiaan keluarga,” cerita Budi terdengar suaranya berubah sumringah.
Enam bulan mengukuti terapi di Pusat Konsultasi Spesialis TORCH Aquatreat Therapy Indonesia, di Bogor, kata Budi, fakta hasil laboratorium menunjukkan penurunan sangat signifikan. “Sehingga istri saya diperkenankan untuk ikut program kehamilan. Tetapi diikuti dengan therapy aquathreat yang terus dijalani,” paparnya.
Hingga akhirnya, pasangan suami- istri berbahagia, Budi Ilham Maliki, dan Nely Nuryana ini, kini dikarunia dua anak sepasang, laki-laki dan perempuan, Mirunneza Malik Ogani (5 tahun), dan Fadzwar Malik Ogani (3 tahun).
“Kehamilan dua anak kami ini sudah tidak kaget. Bahkan lebih menikmati karena sudah tahu cara penanganan yang efektif melalui berbagai terapi dengan pak H. Juanda. Alhamdulillah rasa optimis sudah tertanam,” jelas Budi semangat.
Ditambah lagi, kata Budi, pengetahuan istrinya tentang keilmuan dunia farmasi tidak diragukan. Jadi setelah merasakan manfaat Therapy Aquathreat Budi menyimpulkan, bahwa solusi tersebut sangat direkomendasikan. “Penemuan yang hebat, biaya yang hemat, cara yang cermat. Tidak cukup hanya dengan doa, tapi memaksimalkan ikhtiar adalah kewajiban. Terima kasih pak Juanda semoga bapak dan keluarga selalu dalam lindungan Allah SWT,” ujarnya menutup wawancara./* Eddie Karsito/Taufiq Arief
Jakarta, 17 April 2020