Usia pernikahan dua atau tiga tahun, namun belum juga diberi keturunan (anak). Kasus seperti ini banyak terjadi di sekitar kita. Jangankan tiga tahun, tak sedikit bahkan pasangan suami istri (pasutri) harus menunggu puluhan tahun untuk bisa menimang bayi mereka. Belum lagi kisah pasutri yang menghadapi trauma kasus keguguran.
Setiap pasutri pasti mendambakan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka. Untuk mendapat keturunan berbagai usaha pun dilakukan. Bahkan sampai mengikuti program hamil.
Namun harapan kadang tak sesuai kenyataan. Proses kehamilan yang berlangsung selama sembilan bulan tak jarang membuahkan hasil yang menyedihkan. Hal inilah yang sempat dialami ahli pengobatan alternatif dan herbal, Ir. H. Juanda.
“Istri saya mengalami keguguran sebanyak empat kali. Pertama, meninggal dalam kandungan pada usia tujuh bulan. Kedua, kandungan dalam usia tiga bulan. Ketiga, dalam usia dua bulan. Dan yang keempat, dalam usia lima bulan, kandungan di kuretasi karena hamil anggur,” papar * Ir. H. Juanda* kepada galamedianews.com, usai memberi seminar kepada para pasustri muda, di Pusat Konsultasi Spesialis TORCH Aquatreat Therapy Indonesia, Perumahan Indraprasta I Jl. Sutiragen 9 No.6 Warung Jambu – Bogor Utara, Sabtu (14/03/2020).
Kepada sejumlah pasustri muda yang berkonsultasi kepadanya, Ir. H. Juanda menyarankan, bila mengalami kasus serupa segera melakukan pemeriksaan TORCH.
Pemeriksaan TORCH adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya Toksoplasmosis, infeksi lain/Other infection, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex virus (disingkat TORCH), pada ibu hamil atau yang berencana hamil, untuk mencegah komplikasi pada janin.
Dari banyak kasus, menurutnya, tak sedikit seseorang terkena penyakit Toxoplasmosis. Penyakit ini populer disebut Toxoplasma. Yakni parasit darah atau protozoa yang ditularkan hewan, utamanya kucing. “Bisa juga lewat makanan atau media lainnya. Parasit ini kemudian hidup dalam darah manusia yang selanjutnya berkembang biak di otot-otot tubuh dan menyerang kandungan seorang ibu hamil,” terang Juanda.
Penderita TORCH kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik. Bahkan bisa jadi tidak merasakan sakit. Namun penderita TORCH dapat mengakibatkan sulit hamil, atau keguguran. “Bahkan dapat mempengaruhi organ tubuh bayi tidak lengkap, cacat fisik maupun mental, autis, keterlambatan tumbuh kembang anak dan ketidak sempurnaan lainnya,” papar Juanda.
Namun gejala secara umum, penderita TORCH mudah pingsan, pusing, vertigo, migran, penglihatan kabur, pendengaran terganggu, radang tenggorokan, radang sendi, nyeri lambung, lemah lesu, kesemutan, sulit tidur, epilepsi dan keluhan lainnya.
Untuk menyembuhkan penyakit Toxoplasmosis ini, kata Juanda, belum ada obatnya yang benar-benar efektif. “Virus dan parasit darah yang sering disebut penyakit Toxoplasmosis, Rubella, CMV u0026amp; Herpes ini, belum ada obat yang efektif,” terangnya.
Berbekal pengalaman pribadinya tersebut, Juanda kemudian menggagas cara pengobatan alternatif herbal. “Pusat Konsultasi Spesialis TORCH Aquatreat Therapy Indonesia ini mengobati TORCH dengan menggunakan bahan herbal yang aman untuk di konsumsi dan bebas dari bahan kimia. Hal ini kami buktikan melalui hasil riset dari Farmakologi Universitas Indonesia (UI),” terangnya.
Bagi masyarakat yang sedang terserang virus TORCH dan sedang mencari pengobatan alternatif secara alami, Juanda merekomendasikan untuk datang ke Pusat Konsultasi Spesialis TORCH Aquatreat Therapy Indonesia, atau konsultasi melalui nomor telpon (0251) 8431084.
Sumber: https://www.galamedianews.com/ragam/250951/terserang-virus-torch-datanglah-ke-aquatreat-therapy-indonesia.html
Penulis: Eddie Karsito
Editor: boedi azwar